Tradisi Memotong Ayam di Wonomulyo Polman
Mungkin kalau di jakarta Ƙiτɑ tinggal menyantap berbagai daging olahan ayam dengan mudah. Baik secara Nugget atau pun ayam goreng tepung seperti KFC ∂ɑπ beberapa ayam bakar lain nya. ∂ɑπ apabila Ƙiτɑ ingin mengolah di rumah seperti olahan Opor ayam misalnya. Tentunya Ƙiτɑ akan pergi ke pasar tradisional atau swalayan Ƴɑπƍ mana sudah tersedia ayam potong mentah nya ∂ɑπ sudah mati ∂ɑπ di bersih kan.
Lain hal nya di Pasar Tradisional Wonomulyo Polewali Mandar Sulawesi Barat. Bila ingin mengolah olahan ayam di rumah Ƙiτɑ mesti membeli di pasar tersebut. ∂ɑπ ayam tersebut masih dalam keadaan hidup!!!!...Ajaib bukan??!!. Jadi Ƙiτɑ memilih sendiri mana ayam Ƴɑπƍ ingin Ƙiτɑ beli. Ketika sudah cocok dengan pilihan Ƙiτɑ lalu ayam tersebut di berikan kepada Tukang ayam.
Ini Ƴɑπƍ istimewa atau pula bikin serem kali yaaa...bagaimana tidak. Ayam tersebut di sembelih lehernya di depan mana Ƙiτɑ. Setelah di sembelih lalu di masuk kan ke dalam Tong. ∂ɑπ Ƙiτɑ akan menyaksikan ayam tersebut klepek klepek meregang nyawa. Wow! Tak tega melihat nya. Setelah di pastikan ayam nya benar benar mati. Lalu ayan di masukan ke tong satu └åƍi Ƴɑπƍ berisi air panas. ∂ɑπ di kuliti lah bulu nya di sana. Setelah bersih lalu ayam tersebut di potong potong menggunakan mesin pemotong, bukan menggunakan pisau tajam Ƴɑπƍ seperti Ƙiτɑ lihat di pasar pasar tradisional Jakarta.
Dari segi Fresh daging nya seh betul sekali cara ini. Tapi dari segi kemanusiaan amat lah geli ∂ɑπ tak tega melihatnya. Ini lah ciri Khas masyarakat di sini. Mereka harus memastikan bahwa mereka membeli ayam Ƴɑπƍ mati di sembelih bukan ayam Ƴɑπƍ tidak jelas cara kematian nya atau pun ayam bangkai. Α∂a̲̅ satu └åƍi ciri khas masyarakat di sini. Mereka tidak mengambil kepala ∂ɑπ ceker ayam nya. ∂ɑπ mereka tidak memasak ayam dengan kulit nya. Jadi kulitnya mereka buang. Wahhhhh...sayang banget itu..
Powered by Telkomsel BlackBerry®
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 komentar:
Taruhan sabung ayam 26 September
Post a Comment